Rabu, 01 Juni 2011

CNR. Bersukacita dalam Kenaikan Yesus Kristus

Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus Bersukacita. Kalender Gereja kita pada tanggal 2 JUNI ini mengajak kita untuk bersukacita di dalam peristiwa kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Saya kira, bukan kali ini saja, malahan orang Kristen sering diarahkan untuk selalu bersukacita. Misalnya saja Paulus. Dalam surat-surat kirimannya, kita akan menemukan sejumlah ajakan untuk senantiasa bersukacita (mis. Filipi 4:4). Tentang ini, barangkali tepat jika sebut sukacita merupakan bagian dari identitas kehidupan orang Kristen. Sayangnya, identitas itu tidak selalu sepadan dengan realitas. Ibarat KTP, meskipun ia adalah tanda identitas pengenal kita, namun ia tidak bisa menampilkan realitas diri kita yang sesungguhnya. Selain itu, KTP juga tidak bisa menginformasikan apa yang sedang kita hadapi. Demikian halnya dengan bersukacita. Meskipun itu adalah bagian dari identitas Kristen, pada kenyataannya, realitas yang sedang kita alami hanya patut kita respon dengan tangisan. Bukan dengan sukacita. Kita mengatakan demikian karena beban-beban yang kita alami rupanya tidak semakin berkurang. Keadaan keuangan selalu seret, apalagi menjelang akhir bulan. Rumah tangga mungkin kurang harmonis. Kondisi negara pun tidak menjadi lebih baik. Gereja juga sering mengalami kesulitan. Gedung-gedung gereja banyak dibakar oleh orang-orang tidak bertanggungjawab. Dan banyak ragam kesulitan lain juga kita alami dan saksikan. Oleh sebab itu kita bertanya, untuk apakah kita sekarang bersukacita? Saudara-saudara, memang kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri. Namun sebagai orang Kristen, kita hidup bukan untuk diri kita sendiri saja, sehingga kita selalu mengeluh atas kehidupan materi kita yang mungkin serba berkekurangan. Sebagai orang Kristen, kita juga hidup bukan untuk mengeluh atas keadaan di sekeliling kita yang mungkin tidak membantu/berguna langsung bagi kehidupan kita. Malahan, orang-orang Kristen adalah orang yang benar-benar HIDUP! Yang memandang segala sesuatunya dengan HIDUP, dengan penuh optimistik. Apa yang menyebabkan orang-orang Kristen benar-benar HIDUP? Orang Kristen hidup karena empat hal ini: Pertama, sebelum peristiwa kenaikan Tuhan Yesus, Ia memberitakan bahwa “Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga”. Kita tidak memungkiri bahwa kita akan menderita dan mengalami kematian. Akan tetapi kita HIDUP dengan kepercayaan bahwa, kita tidak memungkiri kenyataan bahwa kita akan dibangkitkan dari kematian. Pengakuan iman yang kita kumandangkan tiap minggu menunjukkannya (kebangkitan daging dan kehidupan yang kekal)! Dengan demikian, kematian tidak ada lagi dalam “kamus” orang Kristen. Memang kematian harus dihadapi, tetapi kematian yang dihadapi dengan HIDUP! Bukan dengan tangisan dan ketakutan. Dengan kata lain, orang Kristen HIDUP karena ia memandang kematian dengan HIDUP, bukan dengan kematian itu sendiri. Kedua, juga sebelum kenaikan Tuhan Yesus Kristus, Lukas mencatat bahwa “dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa”. Orang-orang Kristen HIDUP karena ia percaya bahwa akan semakin banyak orang-orang yang juga akan HIDUP bersama mereka. Orang-orang itu adalah orang-orang yang mengalami pertobatan dan yang telah menerima pengampunan dosa. Orang-orang Kristen tidak merasa takut bahwa jumlahnya akan semakin sedikit di dunia ini. Meskipun tekanan demi tekanan dialami untuk mengurangi jumlah orang-orang yang HIDUP, namun itu tidak akan menghentikan usaha-usaha agar semakin banyak jumlah orang-orang yang HIDUP. Pembakaran-pembakaran gedung gereja tidak akan menghambat pemberitaan namaNya ke seluruh dunia. Dengan kata lain, orang Kristen HIDUP karena ia memandang orang-orang yang akan HIDUP melalui pemberitaannya. Ketiga, orang-orang Kristen adalah orang-orang yang hidup karena “Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku” (Lukas 24:48-49). Di pengadilan, hakim tidak membutuhkan saksi yang telah mati untuk ditampilkan dalam persidangan. Orang mati kan tidak bisa mengatakan apa-apa. Demikian juga orang Kristen. Ia HIDUP karena ia ditugaskan untuk menjadi saksi. Roh Kudus yang telah diberikan atas orang-orang Kristen dan orang-orang percaya ada untuk menuntun kita. Oleh sebab itu, hendaklah kita menjadi saksi hidup atas yang kita alami bersama Yesus Kristus. Bukan saksi mati yang hanya diam, pasif, tak bergerak, MATI. Keempat, di dalam peristiwa kenaikanNya kita pun bersujud dan menyembah Tuhan. Kita melakukannya karena kita memandang keHIDUPan yang sedang, dan akan kita jalani. Kita melakukannya karena mengingat bahwa keHIDUPan bersama ALLAH mesti selalu kita raih. Kita HIDUP bukan untuk bersama dan demi harta, materi atau kekayaan. Orang-orang Kristen HIDUP demi ALLAH. Hal-hal materi hanyalah penyokong atas hidup kita. Namun ia bukanlah sumber dimana kita bisa benar-benar HIDUP. Dengan kata lain, orang Kristen benar-benar HIDUP karena ia menyembah ALLAH yang hidup. Saudara-saudara, keempat hal itulah, keempat hal yang membuat kita HIDUP itulah yang menjadi alasan agar kita bersukacita. Ya, kita senantiasa bersukacita karena kita HIDUP. Oleh sebab itu, jangan ada keraguan atas kita untuk senantiasa bersukacita. Bersukacitalah senantiasa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar